Pemko Langsa
Lifting Sulfur Perdana PT. PEMA di Pelabuhan Kuala Langsa

Langsa – Lifting Sulfur Perdana PT. PEMA di Pelabuhan Kuala Langsa yang dimulai sejak Tahun 2023 bekerjasama dengan BUMD Kota Langsa PT. Pembangunan Kota Langsa (Pekola), Komoditas Sulfur yang dibeli dari Medco dan akan dijual ke end buyer yaitu PT. ARP di Pekan Baru, Sabtu (20/4/2024).
Pada acara Lifting Sulfur Perdana ini turut dihadiri Pj. Gubernur Aceh Bustami, SE. M.Si yang diwakili oleh Kadis ESDM Aceh Ir. Mahdinur, MM, Pj. Walikota Langsa Syaridin, S.Pd, M.Pd, diwakilil Sekda Ir. Said Mahdum Majid, Dirut PT. PEMA Ali Mulyagusdin, SE, MBA, Ak, CA, Kasubbag BUMD Setda Aceh M. Ichsan Sahputra, PT. Pelindo Regional I Cab. Lhouksemawe, PT. Medco E&P Malaka, PT. Maligo Mas Utama, PT. Pelabuhan Kota Langsa, Forkopimda Kota Langsa, Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kuala Langsa, Kadis DLHK, Geuchik, PWI Langsa, Organisasi Mahasiswa dari HMI, KAMMI, PII, PEMA Unsam, DEMA UIN Cot Kala Langsa.
Direktur Utama PT. PEMA Ali Mulyagusdin dalam sambutannya menjelaskan PT. Pembangunan Aceh (PEMA) adalah Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) atau Perumda yang dibentuk pada tahun 1994 dan berubah menjadi PT. PEMA (Perseroda) pada tahun 2019 yakni Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Provinsi Aceh yang kepemilikan sahamnya 100% dimiliki Pemerintah Daerah Provinsi Aceh.
Sebagai perusahaan yang diberi mandat didalam Qanun Aceh Nomor 16 Tahun 2017 untuk menjalankan kegiatan usaha utama dibidang Minyak & Gas Bumi, Pertambangan, Ketenagalistrikan, Industri, Perdagangan, Konstruksi, Agrobisnis, Perikanan, Properti, Transportasi dan Pariwisata, dari total keseluruhan bidang usaha yang diamanatkan sebanyak 24 (dua puluh empat) bidang usaha.
Bisnis trading sulfur ini telah berjalan sejak tahun 2022 yang dipusatkan operasinya di Pelabuhan Blang Lancang Lhokseumawe. Namun atas perintah dan arahan Pemerintah Aceh kemudian didukung penuh oleh Pj. Walikota Langsa beserta Forkopimda Kota Langsa, PT. PEMA memutuskan untuk memindahkan operasi bisnis sulfur ke Pelabuhan Kuala Langsa.
“Hal ini kita lakukan semata-mata dalam rangka menumbuhkan transaksi dan menghidupkan kembali pelabuhan di Aceh, yang dalam hal ini kita mulai dari Pelabuhan Kuala Langsa ini,” papar Ali Mulyagusdin.
Lebih lanjut Dirut PT. PEMA mengatakan, harapan besar kami agar Kota Langsa terus bergerak menjadi kota utama perdagangan dan jasa di wilayah timur Aceh. Sesuai rekam jejak sejarahnya, eksistensi Langsa telah dimulai sejak era colonial Belanda, sekitar satu abad lalu. Kota Langsa sering disebutkan juga Kawasan Segitiga Aceh, Medan dan Penang dengan posisi geografisnya itu sangat strategis yang terletak di Selat Malaka.
Selain meningkatkan Pendapatan Asli Aceh (PAA) kegiatan ini juga untuk meningkatkan pendapatan, kerjasama ini juga mendorong serapan tenaga kerja lokal dan pemanfaatan infrastruktur publik seperti Pelabuhan Kuala Langsa sehingga dapat menggerakkan investasi daerah.
“Kota Langsa juga merupakan kota unik meskipun luas daerahnya kecil tapi memiliki berbagai komoditas unggulan dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan kelautan,” pungkas Ali Mulyagusdin.
Selanjutnya, mohon doa dan dukungan dari seluruh unsur element masyarakat agar aktifitas bisnis di Pelabuhan Kuala Langsa ini dapat kita kembangkan tidak hanya untuk trading sulfur, melainkan juga perdagangan komoditas-komoditas unggulan daerah lainnya akan kita usahakan disini.
Jika Pelabuhan Kota Langsa bisa menjadi pelabuhan antar daerah dan ekspor impor antar negara. Hal tersebut tentunya tersebut dapat mengurangi angka pengangguran dan meningkatkan perekonomian setempat namun tetap menjaga dan melindungi dengan memperhatikan lingkungan sekitar.
Read more info "Lifting Sulfur Perdana PT. PEMA di Pelabuhan Kuala Langsa" on the next page :
Editor :Erliandy, ST
Source : Dinas Kominfo Langsa